Nama : Widiawati Kholifa
Kelas : PMTK B 2019
NIM : 3420190060
Materi ASWAJA Online Part 1
Aswaja merupakan akronim dari kalimat Ahlussunnah Wal Jamaah. Yang terdiri dari tiga kata yang memiliki pengertian sendiri, yakni berasal dari kata Ahlu, Sunnah, dan Jama’ah. Kita dapat menguraikan pengertian dasar dari kata-kata tersebut.
Ahlu sebenarnya memiliki tiga pengertian dasar yang terkenal dalam kosakata Bahasa Arab. Ahlu yang pertama dapat diartikan sebagai “keluarga”. Contoh kalimat yang menggunakan kosa kata ini adalah Ahlu Bait Nabi (Keluarga Nabi Muhammad SAW). Sedang, ahlu yang kedua memiliki makna “penduduk”, seperti yang kita ketahui dalam istilah Ahlu Jannah (Penduduk Surga), Ahlu Naar (Penduduk Neraka). Dari kedua pengertian dasar tersebut. Maka pengertian dasar ketiga inilah yang akan menjadi rujukan utama dalam memberikan tafsir mengenai pengertian Ahlu itu sendiri, yakni Ahlu yang memiliki arti “pengikut/penganut” sunnah Rasulullah SAW.
As-Sunnah, memiliki pengertian apa-apa yang disandarkan kepada Rasulullah baik itu ucapan, tingkah laku, maupun kesepakatan (apa-apa yang dilakukan oleh Rasulullah)
Al-Jamaah, memiliki pengertian apa-apa yang disepakati oleh kelompok sahabat-sahabat (Khuilafaur Rasyidin).
Jadi, yang dimaksud dengan Ahlussunnah Wal Jamaah adalah kelompok yang senantiasa berpegang teguh terhadap sunnah-sunnah nabi dan sunnah sahabat atau yang telah disepakati oleh para sahabat. Sedang dalam kitab Ziada Ta’liqad disebutkan bahwa Ahlussunnah Wal Jamaah adalah “Mereka-mereka yang nantinya akan selamat dan berkumpul dalam 4 madzab (Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali)”.
Lahirnya kata Aswaja pertama kali pada masa “Sigharus Shokhabah” atau generasi-generasi sahabat junior seperti Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Said Al-Qudri dan lain sebagainya. Nama Ahlussunnah Wal Jamaah popular lagi ketika terjadinya perang Siffin, yakni perang antara Sayyidiana Ali dengan Muawiyah bin Abi Sofyan, dan berujung pada kemenangan di pihak Muawiyah (setelah proses tahkim). Ketika Muawiyah menjadi pemenang dalam perang tersebut, maka muncullah kelompok-kelompok seperti Khawarij, Syi’ah dan lainnya.
Nama ASWAJA, juga terdapat dalam kitab Addurul Manstur tafsir bil Manstur karangan Imam Juludin Assuyudi . Disebutkan bahwa : “Orang-orang yang wajahnya berseri-seri adalah termasuk Ahlussunnah Wal Jamaah, dan yang sebaliknya merupakan Ahlul Bid’ah wad Dholalah.
Ahlussunnah Wal Jamaah menjadi nama bagi umat Islam yang konsisten terhadap ajaran Islam yang murni dan belum terkontaminasi dengan sekte-sekte yang melenceng dari ajaran Islam itu sediri.
Materi ASWAJA Online PART 2
Dalam memahami konsep Islam, kita menggunakan pendekatan madzab. Atinya, untuk sampai kepada Nabi (dalam akidah, fiqih, dan tasawuf), kita tidak mungkin mendaptkan hal tersebut langsung dari Nabi, melainkan dari para sahabat Nabi yang turun menurun hingga sampai kyai atau ulama-ulama. Golongan ASWAJA dalam beridiologi kita menggunakan Syekh Abu Hasan Al-Asyari dan Abu Mansur Al-Maturidi. Dalam bidang Fiqih, kita mengikuti salah satu madzab dari Imam Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Imam Hambali. Dalam bidang tasawuf kita mengikuti Syekh Junaid Al-Baghdadi atau Syeh Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali.
Dalam penetapan sebuah hukum Islam, kelompok ASWAJA ini merujuk pada al-Quran dan as-Sunnah, namun pendekatannya berbeda . Secara empiris, kelompok ASWAJA terbagi menjadi 3 kelompok: 1) Ahlu hadis metode pendekatan membaca teksnya yakni menggunakan metode literalis. 2) Ahlu Nadri wal Aqli metode pendekatan dalam membaca teksnya yakni menggunakan metode rasionalis. Ilmu kalam tematik, yang fungsinya adalah untuk menafsirkan wahyu dengan menggunakan logikalitas dan rasionalitas berpikir. 3) Ahlu Wujdan wal Kasyaf metode pendekatan dalam membaca teksnya yakni dengan menggunakan sufiyah tasawwuf. Orientasinya adalah untuk memaksimalkan ibadah.
Sebenarnya, dari apa yang sudah disampaikan di atas, terbentuknya kelompok Ahlussunnah Wal Jamaah adalah adalh untuk menyelamatkan umat Islam dari jurang kesesatan, maka dari itu perlu adanya identifikasi lebih lanjut mengenai hal tersebut. Konteks Islam itu mudah, Islam itu rahmatalil’alamin harus ada pada citra Islam, karena Islam yang baik adalah Islam yang Alaa Irhabiah anti terorisme, Alaa Unufiyah anti kekerasan, Alaa Ghuluwiyah anti berlebih-lebihan menjunjung agama, dan Alaa Tathorufiyah anti ekstrimisme.
Bojonegoro,25 Februari 2020